Korupsi kecil-kecilan ala kasir modern

Posted by Choky Kamis, 05 November 2009, under |



Baru hari Senin kemarin Saya dan pacar saya berjalan-jalan ke salah satu pasar swalayan di daerah Cibitung (sebut saja R). Waktu itu Saya berniat membeli kertas untuk keperluan print. Kebetulan waktu itu memang sudah mepet waktunya untuk ngeprint Laporan Akhir.
Muter-muter di pasar swalayan, dan Sayapun berhenti di salah satu toko buku di tempat itu (sebut saja SL).
Masih ingat sekali saat itu Saya membeli 2 rim kertas A4 Paperone yang masing-masing seharga Rp 35.100 dan membeli 5 lembar transparansi yang perlembarnya seharga Rp 700.
Setelah Saya selesai memilih-milih barang, Sayapun berjalan menuju kasir, dan si kasirpun menghitung belanjaan Saya.
Kasir : "Semuanya jadi 73.700 Mas!."
Sayapun mengeluarkan uang sebesar Rp 100.700. Maksud saya supaya dikembalikan Rp 27.000.
Tapi alangkah terkejutya Saya saat uang receh Rp 700 rupiah yang Saya sodorkan dikembalikan oleh si kasir. Dan tanpa berkata apa-apa, Ia memberikan uang kembalian sebesar 26.000 plus SATU BUAH PERMEN BLUSTER.

Di perjalanan Saya menceritakan kekesalan Saya kepada pacar Saya. Darimana asalnya dan bagaimana perhitungannya, uang sebesar Rp 300 dapat sebanding dengan sebuah permen Bluster.

Perlu diketahui, sebagai perbandingan.
Waktu jamannya Saya SMA, dan jika Saya berbelanja di swalayan yang memiliki mesin kasir, si karsir akan menanyakan kepada Saya terlebih dahulu saat hendak memberikan kembalian belanja. Apakah Saya memiliki uang kecil atau tidak. Dan bila saya tidak mempunyai uang kecil, si kasirpun akan menanyakan kembali kepada Saya apakah kembalian receh Saya mau ditukar dengan beberapa permen yang menurut Saya harganyapun sebanding dengan uang kembalian yang memang seharusnya Saya terima.

Dari kasus di atas kita dapat melihat bahwa kebanyakan tempat-tempat perbelanjaan telah melakukan tindak korupsi walaupun dengan jumlah yang sedikit.
Itu jika hanya satu orang sehari yang mendapatkan prlakuan seperti itu. Lalu bagaiman bila dalm satu hari ada 10 pelanggan yang mendapatkan perlakuan seperti itu?.
Pepatah mengatakan "sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit".

Sekiranya, tulisan Saya di atas dapat menjadi pelajaran bagi rekan-rekan semua dalam menghadapi situasi seperti Saya di atas.

Dan untuk pihak-pihak terkait yang merasa tersinggung, Saya mohon maaf.
Saya tidak punya sedikitpun niatan untuk menjatuhkan.

Salam,