SII "Strategy of Information Integration"

Posted by Choky Senin, 22 November 2010, under |

Dengan makin banyaknya informasi yang harus diolah oleh perusahaan, hal ini mengakibatkan munculnya masalah dalam mengintegrasikan seluruh sistem informasi yang ada. Pada akhirnya permasalahan ini mendorong perusahaan dalam memilih metodologi yang dapat menjawab berbagai kendala teknis maupun non teknis yang sering dijumpai dala pengintegrasian sistem informasi ini. Dengan kata lain metodologi yang dipilih harus mempertimbangkan berbagai aspek teknis maupun non teknis yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi stabilitas sistem informasi baru yang terintegritas.

Pada tulisan ini, Saya akan sedikit membahas mengenai integrasi informasi dan strategi integrasi informasi (dalam bahasa Inggris: Strategy of Information Integration).

Integrasi informasi memiliki kemampuan dalam mengkonsolidasi dan menginterpretasikan informasi dari seluruh organisasi dengan cara yang transparan dan memiliki nilai bisnis yang tegas. Di sini informasi tidak lagi dipahami sebagai data, tetapi sudah termasuk di dalamnya konten dan sumber informasi lainnya. informasi yang ditafsirkan, terpadu, dan dibuat lebih bermakna untuk selanjutnya dapat digunakan oleh pengguna akhir.

Dalam wikipedia (kata kunci: information integration) dijelaskan bahwa integrasi Informasi (II) (juga disebut informasi fusi) adalah menggabungkan informasi dari sumber yang berbeda dengan representasi konseptual yang berbeda, kontekstual dan ketik. Hal ini digunakan dalam data mining dan konsolidasi data dari sumber daya tidak terstruktur atau semi-terstruktur.

Biasanya, integrasi informasi mengacu pada representasi tekstual pengetahuan tetapi kadang-kadang digunakan untuk konten yang kaya-media. Teknologi yang tersedia untuk mengintegrasikan informasi mencakup metrik string yang memungkinkan deteksi teks yang sama di sumber data yang berbeda dengan mencocokkan fuzzy.

Pendekatan yang berkaitan dengan strategy integrasi informasi adalah dengan menggunakan metodologi yang menekankan pada evolusi pelaksanaan enam tahap integrasi seperti yang dijelaskan berikut ini.

Tahap I: Eksploitasi Kapabilitas Lokal
Pada tahap pertama ini, yang perlu dilaksanakan adalah melakukan pengembangan maksimal terhadap kapabilitas sistem informasi masing-masing organisasi. Tujuan dari dilakukannya tahap ini adalah untuk memahami secara sungguh-sungguh batasan maksimal kemampuan sistem informasi dalam menghasilkan kebutuhan manajemen strategis dan operasional organisasi yang bersangkutan – baik dilihat dari segi keunggulannya maupun keterbatasannya.

Tahap II: Lakukan Integrasi Tak Tampak
Setiap kerjasama atau kolaborasi dua atau lebih organisasi kerap mendatangkan kebutuhan baru. Dan ketika kebutuhan bersama ini muncul, seringkali tidak dapat dipenuhi oleh sebuah sistem informasi yang dimiliki salah satu anggota konsorsium. Karena Tahap I yaitu kajian kapabilitas sudah dilakukan, tidak akan ada satu organisasi pun yang berani ”berbohong” atau ”membual” bahwa hanya sistem informasinyalah yang dapat menyediakan kebutuhan kerjasama konsorsium. Pada saat kebutuhan baru ini berhasil didefinisikan secara jelas, masing-masing organisasi melalui CIO-nya (CIO = Chief Information Officer) – atau personal dengan otoritas tertinggi di bidang sistem informasi – berkumpul dan berdiskusi bersama untuk mencari jalan keluar pemenuhan kebutuhan yang ada. Secara tidak langsung, dalam proses ini, cetak biru arsitektur masing-masing sistem informasi dapat mulai saling diperkenalkan dan dipertukarkan.

Tahap III: Kehendak Berbagi Pakai
Ketika skenario pada tahap kedua telah berjalan dengan baik (baca: efektif), langkah berikutnya adalah melakukan evaluasi seberapa efisien dan optimum solusi tersebut berhasil dibangun terutama dalam kaitannya dengan pemanfaatan beraneka ragam sumber daya organisasi.

Tahap IV: Redesain Arsitektur Proses
Mencari solusi dengan berbekal berbagi pakai sumber daya biasanya dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pemilik kepentingan internal (baca: internal stakeholder).

Tahap V: Optimalkan Infrastruktur
Rancangan beraneka ragam proses baru yang dihasilkan pada tahap sebelumnya tidaklah akan berjalan secara efektif, efisien, optimal, dan terkontrol dengan baik apabila secara fundamental tidak dilakukan penyesuaian terhadap infrastruktur organisasi yang ada – dalam hal ini adalah arsitektur sistem informasi terintegrasi yang dimiliki.

Tahap VI: Transformasi Organisasi
Tahap terakhir yang akan dicapai sejalan dengan semakin eratnya hubungan antar organisasi adalah transformasi masing-masing organisasi. Transformasi yang dimaksud pada dasarnya merupakan akibat dari dinamika kebutuhan lingkungan eksternal organisasi yang memaksanya untuk menciptakan sebuah sistem organisasi yang adaptif terhadap perubahan apapun.


Daftar Pustaka :